## Mimpi Indah Silverstone yang Terampas: Mengapa Penalti Menghancurkan Peluang Piastri?
Oscar Piastri, nama yang tengah meroket di Formula 1, harus menelan pil pahit di Grand Prix Inggris, Silverstone.
Sebuah potensi kemenangan yang begitu dekat, lenyap seketika akibat penalti 10 detik yang kontroversial karena “mengemudi tidak menentu di belakang *safety car*”.
Sebuah keputusan yang mengundang tanya, dan bagi saya, terasa begitu kejam.
Faktanya jelas: Piastri, yang tampil begitu impresif sepanjang akhir pekan, menunjukkan kecepatan dan ketenangan yang luar biasa.
Sejak sesi latihan bebas hingga kualifikasi, ia mampu menantang sang rekan setim, Lando Norris, bahkan sempat mengunggulinya.
Strategi McLaren yang brilian menempatkannya di posisi yang menguntungkan, dan dengan performa mobil yang kompetitif, kemenangan tampak dalam jangkauan.
Namun, *safety car* masuk ke lintasan, dan di sinilah mimpi indah itu mulai goyah.
Stewards FIA menilai Piastri melakukan manuver yang tidak konsisten dan berpotensi membahayakan di belakang *safety car*.
Penalti 10 detik pun dijatuhkan, menghancurkan peluangnya untuk meraih podium, apalagi kemenangan.
Pertanyaannya, apakah penalti ini pantas?
Dari sudut pandang saya, ini adalah contoh lain dari peraturan yang abu-abu dan interpretasi yang terlalu ketat.
Memang benar, pengemudi harus mempertahankan kecepatan yang stabil di belakang *safety car*, namun dalam kondisi tertentu, sedikit variasi tidak dapat dielakkan.
Ban yang dingin, konsentrasi yang tinggi, dan keinginan untuk menjaga suhu mesin dapat menyebabkan sedikit fluktuasi kecepatan.
Tanpa akses ke telemetri lengkap dan komunikasi radio Piastri dengan tim, sulit untuk memberikan penilaian yang 100% akurat.
Namun, berdasarkan pengamatan visual dan pengalaman saya sebagai pengamat F1, manuver Piastri tidak tampak begitu ekstrim atau membahayakan.
Bandingkan dengan insiden-insiden lain di masa lalu yang melibatkan pelanggaran *safety car* yang lebih jelas dan nyata, penalti Piastri terasa berlebihan.
Keputusan ini bukan hanya merugikan Piastri dan McLaren, tetapi juga merusak tontonan balapan.
Fans ingin melihat pertarungan sengit di lintasan, bukan kemenangan yang ditentukan oleh penalti yang kontroversial.
Statistik mungkin tidak akan mencatat insiden ini, tetapi dampaknya akan terasa bagi Piastri.
Ia kehilangan momentum, kepercayaan diri, dan pengalaman berharga yang seharusnya didapat dari kemenangan perdananya.
Sebagai penutup, saya percaya bahwa FIA perlu meninjau kembali proses pengambilan keputusan dan memastikan bahwa penalti yang diberikan proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan.
Dalam kasus Piastri, mimpi indah Silverstone telah terampas oleh keputusan yang terasa tidak adil.
Semoga ia bisa segera bangkit dan membuktikan bahwa ia adalah bintang masa depan Formula 1.