## Raducanu Mengkritik Sistem “Line Calling” Elektronik Wimbledon: “Sangat Salah!
“Wimbledon, turnamen tenis tertua dan paling prestisius di dunia, selalu berupaya menggabungkan tradisi dengan inovasi.
Namun, tampaknya inovasi terbaru mereka, sistem *line calling* elektronik, menuai kritik pedas dari salah satu bintang tenis muda paling bersinar, Emma Raducanu.
Jelas terlihat bahwa Raducanu tidak senang dengan sistem *line calling* elektronik Wimbledon pada hari Jumat.
Dalam pertandingan yang ketat dan penuh tekanan, beberapa keputusan kontroversial dari sistem tersebut memicu kekecewaannya.
“Sangat salah!
” serunya, dengan nada frustrasi yang jelas terdengar di lapangan.
Kritik Raducanu ini bukan sekadar keluhan seorang pemain yang kalah.
Ia mewakili kekhawatiran yang lebih luas tentang dampak teknologi pada keadilan dan integritas olahraga.
Sistem *line calling* elektronik, yang seharusnya meningkatkan akurasi, justru tampak menghasilkan beberapa keputusan yang meragukan, bahkan menurut pengamatan mata telanjang.
Sebagai jurnalis olahraga yang telah meliput berbagai pertandingan tenis selama bertahun-tahun, saya memahami betul pentingnya akurasi dalam *line calling*.
Di masa lalu, kita mengandalkan ketajaman mata para *line judge*, yang meskipun tidak sempurna, seringkali mampu membuat keputusan yang adil berdasarkan pengalaman dan intuisi.
Namun, dengan sistem elektronik, element manusiawi itu hilang.
Kita kini bergantung sepenuhnya pada algoritma dan sensor, yang, meskipun canggih, tampaknya masih rentan terhadap kesalahan.
Statistik menunjukkan bahwa sistem *line calling* elektronik memiliki tingkat akurasi yang tinggi secara keseluruhan.
Namun, bahkan satu kesalahan pun dapat mengubah jalannya pertandingan, terutama di momen-momen krusial.
Bagi pemain seperti Raducanu, yang berjuang keras untuk setiap poin, kesalahan seperti itu bisa sangat merugikan.
Lebih dari sekadar akurasi, sistem *line calling* elektronik juga menghilangkan drama dan ketegangan yang melekat pada *challenge* manual.
Dulu, kita menahan napas saat seorang pemain mengajukan *challenge*, menunggu tayangan ulang untuk melihat apakah bola benar-benar keluar atau masuk.
Sekarang, keputusan langsung muncul di layar, menghilangkan momen dramatis yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tenis.
Tentu saja, teknologi memiliki tempat dalam olahraga.
Namun, kita harus berhati-hati agar tidak membiarkan teknologi mengorbankan esensi dari permainan itu sendiri.
Dalam kasus sistem *line calling* elektronik Wimbledon, tampaknya keseimbangan antara akurasi dan pengalaman bermain telah terganggu.
Raducanu memiliki hak untuk menyuarakan kekhawatirannya.
Ia adalah seorang pemain yang berdedikasi dan berkomitmen untuk menjunjung tinggi integritas olahraga.
Kritik jujurnya harus menjadi panggilan untuk bertindak bagi Wimbledon dan organisasi tenis lainnya untuk meninjau dan memperbaiki sistem *line calling* elektronik, memastikan bahwa teknologi benar-benar meningkatkan keadilan dan pengalaman bermain, bukan malah merusaknya.
Pada akhirnya, tenis adalah olahraga yang dinamis, kompleks, dan penuh dengan kejutan.
Kita harus memastikan bahwa teknologi yang kita gunakan untuk mendukungnya tidak menghilangkan elemen-elemen inilah yang membuat tenis begitu menarik dan dicintai oleh jutaan orang di seluruh dunia.